Jumat, 01 April 2011

Perkembangan Agama BUDDHA Pada Masa Kerajaan

SRIWIJAYA
   Kerajaan Sriwijaya di dirikan sekitar abad VII. Sriwijaya bukan saja termasyur karena angkatan perangnya, khususnya angkatan lautnya. Karena dalam beberapa tahun banyak kerajaan kecil termasuk di Jawa di satukan. Pada umumnya raja yang berkuasa di Sriwijaya menganut agama Buddha. Hal ini dapat di lihat dari catatan-catatan bahwa di ibukota terdapat perguruan tinggi agama buddha yang didirikan oleh raja. Di perguruan tinggi ini banyak bhikkhu yang belajr berbagai macam ilmu, yaitu agama dan ilmu pengetahuan lainnya. Juga di kerajaan ini tinggal pujangga agama Buddha terkenal seperti Dharmapal dan Sakyakirti yang pernah mengajar di perguruan tinggi tersebut. pada tahun 671 Itsing(sarjana agama Buddha dari cina) berziarah(dharmayatra) ke tempat-tempat suci di India dan singgah di Sriwijaya selama enam bulan untuk mempelajari tata bahsa Sansekerta sebagai persiapan ke India. Yang kedua kali pada tahun 688 sekembalinya dari Nalanda, India, Itsing menetap selama tujuh tahun. Dalam catatan Itsing , antara lain di katakan keadaan agama Budha di Sriwijaya: "Di ibukota Foshih(Sriwijaya) yang di kelilingi benteng terdapat seribu pendeta Buddha, mereka melakukan penelitian dan mempelajari berbagai ilmu yang ada pada waktu itu tidak berbeda dengan di Madhyadesa di India....". Sekitar tahun 1377 kerajaan sriwijaya runtuh dan akhirnya lenyap.

Mataram I Wangsa Syailendra
    Di sekitar abad ke VIII, yaitu kira-kira tahun 775-850 di daerah Bagelan dan Yogyakarta, berkuasa raja-raja Wangsa Syailendra yang beragam Buddha di kerajaan Mtaram. Pada masa itu merupakan zaman keemasan dari kerajaan Matarm, termasuk kerajaan-kerajaan kecil di bawah kekuasannya. Ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan tentang Agama Buddha sangat maju, demikian pula dengan kesenian, terutama seni phat, mencapai taraf sangat tinggi. Pada waktu itu seniman-seniman bangsa indonesia telah menghasilkan karya seni yang mengagumkan, misalnya dengan mendirikan Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Kalasan, Sewu, Plaosan dsb. Setelah raja Samaratungga meninggal, Mataram kembali di perintah oleh raja-raja dari wangsa Sanjaya yang beragama Hindu, namun agama Buddha dan Hindu dapat berkembang berdampingan dengan rukun dan damai.

Majapahit
   Di bawah raja-raja Majapahit(1292-1478) yang menganut agama Hindu, agama Buddha pun berkembang dengan baik. Toleransi dalam bidang keagamaan berjalan dengan baik, sehingga pertentangan agama tidak terjadi. Karena Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, memimpin kerajaan dengan sangat bijaksana. Untuk mengatur dan membina rakyat yang beragama Buddha dan Hindu, raja mengangkat dua penasehat agung yaitu: Dharmadhyaksa Ring Kasewan dari golongan Hindu dan Dharmadhyaksa Ring Kasogatan dari golongan Buddha. Kerukunan kehidupan beragama Hindu dan Buddha di kerajaan Majapahit, selain karena kedua dharmadhyaksa, juga karena adanya ide cemerlang dari seorang pujangga Buddhis yang agung, Mpu Tantular Mpu Tantular telah menulis sebuah buku yaiyu 'Sutasoma'. Setelah Majapahit runtuh tahun 1467, maka berangsur-angsur agam Buddha maupun Hindu tidak terdengar di pulau Jawa, kecuali agama Hindu di Bali.

1 komentar:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa Launches Online Sports Betting
    Borgata Hotel Casino 세종특별자치 출장마사지 & Spa 밀양 출장안마 has 대구광역 출장안마 launched 남원 출장안마 an online sportsbook that allows customers to bet on all major U.S. sports and events. 강원도 출장안마

    BalasHapus